1.TARI GENDING SRIWIJAYA
Gending Sriwijaya merupakan lagu
dan tarian tradisional masyarakat Kota Palembang, Sumatera
Selatan. Melodi lagu Gending Sriwijaya diperdengarkan untuk mengiringi Tari
Gending Sriwijaya. Baik lagu maupun tarian ini menggambarkan keluhuran budaya,
kejayaan, dan keagungan kemaharajaan Sriwijaya yang pernah berjaya
mempersatukan wilayah Barat Nusantara.
Tari ini ditampilkan
secara khusus untuk menyambut tamu-tamu agung seperti kepala Negara, Duta Besar
dan Tamu-tamu agung lainnya. Tari Gending Sriwijaya Hampir sama dengan tari
Tanggai, perbedaannya terletak pada penggunaan tari jumlah penari dan
perlengkapan busana yang dipakai. Penari Gending Sriwijaya seluruhnya berjumlah
13
Sejarah
Tarian Gending Sriwijaya
Sebagai daerah yang
sangat kaya menyimpan koleksi sejarah masa lalu, Palembang juga memiliki banyak
ragam seni tari.Dari imajinasi dan khayalan terhadap zaman keraton Kerajaan
Sriwijaya pada abad VI SM, yang sangat tersohor dengan ekspansi wilayah dan
pusat Agama Budha sampai zaman keemasan kesultanan Palembang
Darussalam. tahapan sejarah masa lalu itu sampai kini memberikan banyak
inspirasi bagi masyarakatnya.
Tari Gending Sriwijaya,
termasuk lagu pengiringnya, diciptakan tahun 1944 untuk mengingatkan para
pemuda bahwa para nenek moyang adalah bangsa dan besar yang menghormati
persaudaraan dan persahabatan antar manusia dan hubungan antara manusia dengan
Sang pencipta. Tari tersebut melukiskan kegembiraan gadis-gadis Palembang
saat menerima tamu yang diagungkan.
Untuk menyambut para tamu agung itu digelar suatu tarian
tradisional yang salah satunya adalah Gending Sriwijaya, tarian ini berasal
dari masa kejayaan kemaharajaan Sriwijaya di Kota Palembang yang
mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan
terbuka terhadap tamu yang istimewa itu.
2.Tari Tanggai
Tari tanggai atau tari tepak merupakan
Tarian yang berasal dari Sumatera Selatan.Tarian ini biasanya dibawakan untuk
menyambut tamu-tamu kehormatan. Tari Tanggai ini
dibawakan oleh 3-5 orang penari. Pakaian yang digunakan adalah kain songket,
dodot, pending, kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk
cempako, kembang goyang dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan
tembaga.
Tari Tanggai ini
hampir sama dengan Tari Gending Sriwijaya, perbedaannya hanya pada jumlah
penari Gending Sriwijaya sebanyak 9 orang penari. Kelenturan penari dan
kelentikan jemari penari menandakan bahwa Tuan rumah dengan tulus dan ramah
menyambut tamu.Perpaduan gerak gemulai dengan musik menandakan keharmonisan
hidup masyarakat Palembang.
Pada zaman dulu Tari Tanggai ini merupakan tarian persembahan
kepada dewa siwa dengan membawa sesaji berupa buah-buahan dan beraneka ragam
bunga.Pada masa nya, Tari Tanggai ini merupakan tarian yang sakral.
Saat ini Tari Tanggai sering juga kita jumpai di setiap
acara-acara resmi baik acara pemerintahan, organisasi, pernikahan, dan acara
resmi lainnya.Biasanya tarian ini ditampilkan setelah tamui kehormatan hadir
dan telah duduk di tempat yang telah disediakan.
3.TARI KEBAGH
Tari Kebagh atau
Tari Kebar merupakan tarian
adat tertua yang sangat populer di daerah Besemah sejak zaman dahulu kala.Walau
sempat dilarang hingga tahun 1940-an oleh pemerintah kolonial belanda, tarian
ini tetap terpelihara dan diajarkan secara tutun temurun dari generasi ke
generasi.Tari Kebagh semakin terdesak, tenggelam dan sempat menghilang pada
masa pendudukan Jepang.
Berdasarkan cerita lisan dari orang-orang tua, sejarah tarian ini
berkaitan dengan Puyang Serunting Sakti.Dikisahkan, pada suaru acara perkawinan
yang sangat meriah dan turut dihardiri oleh Serunting Sakti dan istrinya
diadakanlah ocara tari-tarian.
Istri Puyang Serunting Sakti yang konon adalah seorang bidadari, diminta
ikut turun menari. Permintaan ini disetujui istrinya dengan syarat selendang
miliknya yang dirampas dan disembunyikan oleh Puyang Serunting Sakti
dikembalikan padanya untuk dipakai menari
Karena terus didesak banyak orang, akhirnya dengan berat hati, Puyang
Serunting Sakti mengizinkan istrinya menari dengan selendang yang diambilnya
pada masa lalu.Selendang tersebut disembunyikan di dalam ruas bambu yang lazim
disebut tepang.
Maka menarilah istyri Puyang Serunting Saksti dengna lemah
gemulai.Kecantikan dan kemahirannya menari membuat semua mata terpana.Hingga
tanpa disadari oleh semua orang, istri Puyang Serunting Sakti tak lagi
menginjak bumi, melayang-layang, semakin tinggi hingga menuju ke kayangan,
negeri asalnya.
4.TARI
SEBIMBING SEKUNDANG
Seni
tari ada disetiap daerah di Sumatera Selatan. Biasanya yang paling menonjol
adalah tari sambut bagi tamu yang di agungkan dengan cara memberikan sekapur
sirih
Seperti daerah lainnya,Ogan Komering Ulu (OKU) juga memiliki kesenian yang menjadi ciri khas tersendiri. Dengan diberi nama Sebimbing Sekundang, tarian ini memiliki makna dan pesan yang mendalam,baik bagi masyarakat setempat, penari, maupun tamu dan undangan yang melihatsuguhantarian. ini.
Sesuai namanya, Tari Sembimbing Sekundang memiliki makna berjalan bersama atau seiring dan saling membantu.Pesan-pesan itulah yang terus disampaikan dan dilestarikan melalui gerakan tarian.Tarian ini selalu disuguhkan dalam penyambutan tamutamu kehormatan yang berkunjungdi daerah ini.
Seperti daerah lainnya,Ogan Komering Ulu (OKU) juga memiliki kesenian yang menjadi ciri khas tersendiri. Dengan diberi nama Sebimbing Sekundang, tarian ini memiliki makna dan pesan yang mendalam,baik bagi masyarakat setempat, penari, maupun tamu dan undangan yang melihatsuguhantarian. ini.
Sesuai namanya, Tari Sembimbing Sekundang memiliki makna berjalan bersama atau seiring dan saling membantu.Pesan-pesan itulah yang terus disampaikan dan dilestarikan melalui gerakan tarian.Tarian ini selalu disuguhkan dalam penyambutan tamutamu kehormatan yang berkunjungdi daerah ini.
Tari
Sebimbing Sekundang diciptakan Z Khusni Karana yang juga koreografer
profesional Sumsel. Tarian ini diperagakan baik di dalam gedung maupun tempat
terbuka.
“Banyak makna yang terkandung, salah satunya toleransi dan kebersamaan,” ungkapnya. Tepak atau pengasan merupakan sarana utama tarian ini yang berisikan beberapa lembar daun sirih segar dan beberapa lipat daun sirih yang telah diracik dengan getah gambir, sehingga siap disuguhkan kepada tamu kehormatan sebagai tanda penerimaan dan pengakuan masyarakat KabupatenOganKomeringUlu. Gerak tarian, pakaian, dan musik pengiringnya merupakan perpaduan dari gerak, pakaian, dan musik tari-tari tradisional dari berbagai kecamatan dalam Kabupaten Ogan Komering Ulu sehingga tergambar moto “Bumi Sebimbing Sekundang”yang berarti berjalan seiring dan saling membantu dan melaksanakan sesuatu untuk menggapai keberhasilan.
“Banyak makna yang terkandung, salah satunya toleransi dan kebersamaan,” ungkapnya. Tepak atau pengasan merupakan sarana utama tarian ini yang berisikan beberapa lembar daun sirih segar dan beberapa lipat daun sirih yang telah diracik dengan getah gambir, sehingga siap disuguhkan kepada tamu kehormatan sebagai tanda penerimaan dan pengakuan masyarakat KabupatenOganKomeringUlu. Gerak tarian, pakaian, dan musik pengiringnya merupakan perpaduan dari gerak, pakaian, dan musik tari-tari tradisional dari berbagai kecamatan dalam Kabupaten Ogan Komering Ulu sehingga tergambar moto “Bumi Sebimbing Sekundang”yang berarti berjalan seiring dan saling membantu dan melaksanakan sesuatu untuk menggapai keberhasilan.
5.TARI PAGAR PENGANTIN
Tari Pagar
Pengantin
adalah tarian khas daerah Palembang. Tarian yang biasanya ditampilkan
saat resepsi pernikahan.Tari ini dijadikan simbol melepas masa lajang bagi
pengantin wanita.Dilakukan bersama saudara perempuan lainnya, bisa berjumlah 3,
5 atau 7 orang.Sang pengantin wanita menari ditengah sebuah nampan besar (dulang, bahasa Palembangnya) disaksikan oleh
mempelai pria. Hal ini mengambarkan bahwa sang pria siap menjaga sang istri.
2.TARI NUSANTARA
1. TARI JAIPONG
Tari jaipong atau Jaipongan adalah sebuah kesenian
dari sunda berupa seni tari dengan diiringi musik Degung, yang dulunya bernama
ketuk tilu dan bermula diciptakan seniman berbakat yang bernama gugum
gumilar.yang menjadi ciri utama Jaipongan adalah gaya kaleran,alami dan apa
adanya, ceria, erotis, humoris, bersemangat, berspontanitas, dan kesederhanaan.
Tari Raden Bojong,Tari Daun dan Pulus Keser Bojong adalah karya tari jaipong
Gugum Gumbira yang pertamakalinya.
Gerakan-gerakan pada TARI JAIPONG sangat dipengaruhi oleh kliningan, pencak silat, seni ketuk tilu, dan ronggeng sehingga terbentukGERAKAN TARI YANG INDAH dan enak untuk kita tonton
Dalam garak Tari Jaipong dapat dibedakan dari beberapa bagian diantaranya
1.Gerakan pembuka yang disebut juga Bukaan
2 . Bagian dari gerakan-gerakan yang disebut Pencungan
3. pemberhentian atau titik disebut Ngala
4. Pindahan dari peralihan sesudah ngala disebut Mincit
Gerakan-gerakan pada TARI JAIPONG sangat dipengaruhi oleh kliningan, pencak silat, seni ketuk tilu, dan ronggeng sehingga terbentukGERAKAN TARI YANG INDAH dan enak untuk kita tonton
Dalam garak Tari Jaipong dapat dibedakan dari beberapa bagian diantaranya
1.Gerakan pembuka yang disebut juga Bukaan
2 . Bagian dari gerakan-gerakan yang disebut Pencungan
3. pemberhentian atau titik disebut Ngala
4. Pindahan dari peralihan sesudah ngala disebut Mincit
2. TARI MERAK
Tari Merak merupakan salah satu
tarian daerah kreasi baru yang dikreasikan oleh Raden TjetjepSomantri sekitar
tahun 1950-an, yang kemudian direvisi kembali oleh dra.Irawati Durban pada
tahun 1965.
Pada tahun 1985 dra.Irawatai merevisi kembali koreografi tari merak dan mengajarkannya secara langsung pada Romanita Santoso pada tahun 1993.
Walaupun tarian ini dibawakan oleh penari wanita, namun sebenarnya tarian ini mengambarkan tingkah laku merak jantan dalam menebatkan pesonanya kepad merak betina.
Dalam tarian ini digambarkan bagaimana usaha merak jantan untuk menarik perhatian merak betina dengan memamerkan bulu ekornya yang indah dan panjang.
Dalam usahanya menarik merak betina, sang jantan akan menampilkan pesona terbaik yang ada pada dirinya hingga mampu membuat sang betina terpesona dan berlanjut pada ritual pekawinan.
Gerakan tari merak lebih didominasi oleh gerakan yang menggambarkan keceriaan dan kegembiraan yang dipancarkan oleh sang merak jantan. Dan nilai keceriaan yang digambarkan dalam tari merak semakin jelas dengan penggunaan kostum yang digunakan oleh sang penari.
Dalam membawakan tarian merak, umumnya penari akan menggunakan kostum yang berwarna – warni dengan aksesoris yang semakin mempertegas kesan burung merak jantan.
Dan yang tidak pernah ketinggalan dalam kostum tari merak adalah sayap burung merak yang bisa dibentangkan dan hiasan kepala (mahkota) yang akan bergoyang – goyang ketika penari menggerakan kepalanya.
Pada tahun 1985 dra.Irawatai merevisi kembali koreografi tari merak dan mengajarkannya secara langsung pada Romanita Santoso pada tahun 1993.
Walaupun tarian ini dibawakan oleh penari wanita, namun sebenarnya tarian ini mengambarkan tingkah laku merak jantan dalam menebatkan pesonanya kepad merak betina.
Dalam tarian ini digambarkan bagaimana usaha merak jantan untuk menarik perhatian merak betina dengan memamerkan bulu ekornya yang indah dan panjang.
Dalam usahanya menarik merak betina, sang jantan akan menampilkan pesona terbaik yang ada pada dirinya hingga mampu membuat sang betina terpesona dan berlanjut pada ritual pekawinan.
Gerakan tari merak lebih didominasi oleh gerakan yang menggambarkan keceriaan dan kegembiraan yang dipancarkan oleh sang merak jantan. Dan nilai keceriaan yang digambarkan dalam tari merak semakin jelas dengan penggunaan kostum yang digunakan oleh sang penari.
Dalam membawakan tarian merak, umumnya penari akan menggunakan kostum yang berwarna – warni dengan aksesoris yang semakin mempertegas kesan burung merak jantan.
Dan yang tidak pernah ketinggalan dalam kostum tari merak adalah sayap burung merak yang bisa dibentangkan dan hiasan kepala (mahkota) yang akan bergoyang – goyang ketika penari menggerakan kepalanya.
Fungsi Tari Merak
Sedangkan untuk fungsi tari merak,
tarian ini sering ditampilkan sebagai tarian persembahan atau tarian
penyambutan. Berikut adalah beberapa fungsi tari merak :
·
sebagai tarian persembahan untuk
para tamu yang hadir dalam resepsi pernikahan
·
sebagai tarian penyambutan untuk
rombongan pengantin pria ketika menuju pelaminan
·
sebagai tarian penyambutan tamu
agung dalam sebuah acara atau ritual
·
sebagai sarana untuk
memperkenalkan budaya Indonesia dalam kancah internasional
3.TARI PIRING
Pada mulanya, Tari Piring ini merupakan ritual ucapan rasa
syukur masyarakat setempat kepada dewa-dewa setelah mendapatkan hasil panen
yang melimpah ruah.Ritual dilakukan dengan membawa sesaji dalam bentuk makanan
yang kemudian diletakkan di dalam piring sembari melangkah dengan gerakan yang
dinamis.Setelah masuknya agama Islam ke Minangkabau, tradisi Tari Piring tidak lagi digunakan sebagai ritual
ucapan rasa syukur kepada dewa-dewa.Akan tetapi, tari tersebut digunakan
sebagai sarana hiburan bagi masyarakat banyak yang ditampilkan pada acara-acara
keramaian.
Di Malaysia , tarian piring dipersembahkan ketika majelis perkawinan terutama bagi keluarga berada, bangsawan dan hartawan di sebuah kampung. Tarian ini biasa dilihat di kawasan Seremban, Kuala Pilah dan Rembau oleh kumpulan tertentu.Ada yang dipersembahkan dengan pakaian lengkap dan pakaian tarian tidak lengkap. Sedikit bayaran akan dikenakan jika menjemput kumpulan tarian ini mempersembahkan tarian piring. 10 - 20 menit diperuntukkan untuk persembahan tarian ini.
Tarian piring dan silat dipersembahkan di hadapan mempelai di luar rumah. Majelis perkawinan atau sesuatu apa-apa majlis akan lebih meriah jika diadakan tarian piring. Namun begitu, segelintir masyarakat tidak dapat menerima kehadiran kumpulan tarian kerana dianggap ada percampuran lelaki dan perempuan.Bagi mengatasi masalah itu, kumpulan tarian disertai hanya gadis-gadis sahaja.
Kira-kira 8 (delapan) abad yang lalu, Tari Piring telah ada di wilayah kehulauan Melayu.Tari Piring identik dengan Sumatera Barat.Hingga masa kerajaan Sri Vilaya, eksistensinya masih ada bahkan semakin mentradisi.Pada saat masa-masa kejayaan kerajaan Majapahitlah, tepatnya abad ke-16, kerajaan Sri Vijaya dipaksa jatuh.Namun demikian, Tari Piring tidak lantas ikut lenyap. Bahkan, Tari Piring mengalami perkembangan ke wilayah-wilayah Melayu lain seiring hengkangnya pengagum setia Sri Vijaya. Bergantinya pelaku peradaban memaksa adanya perubahan konsep, orientasi dan nilai pada Tari Piring.
Di Malaysia , tarian piring dipersembahkan ketika majelis perkawinan terutama bagi keluarga berada, bangsawan dan hartawan di sebuah kampung. Tarian ini biasa dilihat di kawasan Seremban, Kuala Pilah dan Rembau oleh kumpulan tertentu.Ada yang dipersembahkan dengan pakaian lengkap dan pakaian tarian tidak lengkap. Sedikit bayaran akan dikenakan jika menjemput kumpulan tarian ini mempersembahkan tarian piring. 10 - 20 menit diperuntukkan untuk persembahan tarian ini.
Tarian piring dan silat dipersembahkan di hadapan mempelai di luar rumah. Majelis perkawinan atau sesuatu apa-apa majlis akan lebih meriah jika diadakan tarian piring. Namun begitu, segelintir masyarakat tidak dapat menerima kehadiran kumpulan tarian kerana dianggap ada percampuran lelaki dan perempuan.Bagi mengatasi masalah itu, kumpulan tarian disertai hanya gadis-gadis sahaja.
Kira-kira 8 (delapan) abad yang lalu, Tari Piring telah ada di wilayah kehulauan Melayu.Tari Piring identik dengan Sumatera Barat.Hingga masa kerajaan Sri Vilaya, eksistensinya masih ada bahkan semakin mentradisi.Pada saat masa-masa kejayaan kerajaan Majapahitlah, tepatnya abad ke-16, kerajaan Sri Vijaya dipaksa jatuh.Namun demikian, Tari Piring tidak lantas ikut lenyap. Bahkan, Tari Piring mengalami perkembangan ke wilayah-wilayah Melayu lain seiring hengkangnya pengagum setia Sri Vijaya. Bergantinya pelaku peradaban memaksa adanya perubahan konsep, orientasi dan nilai pada Tari Piring.
4.TARI PENDET
Tari Pendet termasuk dalam jenis tarian wali, yaitu tarian Bali yang dipentaskan khusus untuk keperluan upacara keagamaan. Tarian ini diciptakan oleh seniman tari Bali, I Nyoman Kaler, pada tahun 1970-an yang bercerita tentang turunnya Dewi-Dewi kahyangan ke bumi. Meski tarian ini tergolong ke dalam jenis tarian wali namun berbeda dengan tarian upacara lain yang biasanya memerlukan para penari khusus dan terlatih, siapapun bisa menarikan tari Pendet, baik yang sudah terlatih maupun yang masih awam, pemangku pria dan wanita, kaum wanita dan gadis desa. Pada dasarnya dalam tarian ini para gadis muda hanya mengikuti gerakan penari perempuan senior yang ada di depan mereka, yang mengerti tanggung jawab dalam memberikan contoh yang baik. Tidak memerlukan pelatihan intensif.
Pada awalnya tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di Pura, yang menggambarkan penyambutan atas turunnya Dewa-Dewi ke alam marcapada,merupakan pernyataan persembahan dalam bentuk tarian upacara. Lambat laun, seiring perkembangan zaman, para seniman tari Bali mengubah tari Pendet menjadi tari “Ucapan Selamat Datang”, dilakukan sambil menaburkan bunga di hadapan para tamu yang datang, seperti Aloha di Hawaii. Kendati demikian bukan berarti tari Pendet jadi hilang kesakralannya.Tari Pendet tetap mengandung anasir sakral-religius dengan menyertakan muatan-muatan keagamaan yang kental.Dan tari pendet disepakati lahir pada tahun 1950.
5.TARI
SAMAN
Pada
mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk even-even tertentu, khususnya pada
saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW atau disebut peringatan
Maulid Nabi Muhammad SAW.Biasanya, tari saman ditampilkan di bawah kolong
Meunasah (sejenis surau panggung). Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman
pun ikut berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan.
Kini, tari saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena
penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara
tertentu.Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat
keramaian dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau
perayaan-perayaan lainnya.Untuk tempatnya, tari Saman biasa dilakukan di rumah,
lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.
Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis.
Makna dan Fungsi
Tari Saman dijadikan sebagai media dakwah.Sebelum Saman dimulai, tampil pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat.Pemuka adat memberikan nasehat-nasehat yang berguna kepada para pemain dan penonton.Syair-syair yang di antunkan dalam tari Saman juga berisi petuah-petuah dan dakwah.
pada tari saman ini terbagi 5 nyanyian
Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis.
Makna dan Fungsi
Tari Saman dijadikan sebagai media dakwah.Sebelum Saman dimulai, tampil pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat.Pemuka adat memberikan nasehat-nasehat yang berguna kepada para pemain dan penonton.Syair-syair yang di antunkan dalam tari Saman juga berisi petuah-petuah dan dakwah.
pada tari saman ini terbagi 5 nyanyian
1. Rengum, yaitu
sebagai pembukaan atau mukaddimah dari tari Saman (yaitu setelah dilakukan
sebelumnya keketar pidato pembukaan). Rengum ini adalah tiruan bunyi. Begitu
berakhir langsung disambung secara bersamaan dengan kalimat yang terdapat
didalamnya, antara lain berupa pujian kepada seseorang yang diumpamakan, bisa
kepada benda, atau kepada tumbuh-tumbuhan.
2. Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
2. Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
3.TARI
KREASI
1.Tari Lilin Sumatera Barat
Tari Lilin Dari Sumatera Barat – Tarian Lilin
pada asasnya merupakan sebuah tarian yang dipersembahkan oleh sekumpulan penari
dengan diiringi sekumpulan pemuzik. Para penari ini akan membawa lilin yang
dinyalakan pada piring yang dipegang pada setiap belah tangan mereka. Penari ini
akan menarikan tarian secara berkumpulan dengan memusingkan piring yang
mempunyai lilin yang menyala secara berhati-hati agar piring tersebut sentiasa
mendatar, dan lilin tidak terpadam.
Asal Tari Lilin Dari Sumatera Barat
Asal usul Tari Lilin Dari Sumatera Barat dipercayai berasal dari Sumatera.Kononnya seorang gadis telah ditinggalkan oleh tunang yang pergi berdagang mencari harta.Semasa peninggalan tunangnya itu gadis telah kehilangan cincin pertunangan.Gadis tersebut mencari-cari cincin hingga larut malam dengan menggunakan lilin yang diletakkan pada piring.Gerakan badan yang meliuk, membongkok, mengadah (berdoa) melahirkan keindahan sehingga peristiwa ini telah melahirkan Tarian Lilin di kalangan gadis-gadis kampung itu.
Asal usul Tari Lilin Dari Sumatera Barat dipercayai berasal dari Sumatera.Kononnya seorang gadis telah ditinggalkan oleh tunang yang pergi berdagang mencari harta.Semasa peninggalan tunangnya itu gadis telah kehilangan cincin pertunangan.Gadis tersebut mencari-cari cincin hingga larut malam dengan menggunakan lilin yang diletakkan pada piring.Gerakan badan yang meliuk, membongkok, mengadah (berdoa) melahirkan keindahan sehingga peristiwa ini telah melahirkan Tarian Lilin di kalangan gadis-gadis kampung itu.
Jenis Tari
Lilin Dari Sumatera Barat
Tari Lilin Dari Sumatera Barat ini merupakan sejenis kesenian Istana dan ditarikan pada waktu malam bagi menimbulkan nyalaan lilin tersebut.Ini kerana tarian lilin memerlukan penarinya giat berlatih agar dapat mengawal pergerakan dengan lilin yang menyala tanpa kemalangan.
Tari Lilin Dari Sumatera Barat ini merupakan sejenis kesenian Istana dan ditarikan pada waktu malam bagi menimbulkan nyalaan lilin tersebut.Ini kerana tarian lilin memerlukan penarinya giat berlatih agar dapat mengawal pergerakan dengan lilin yang menyala tanpa kemalangan.
2.Tari Serampang Dua Belas Sumatera
Utara
merupakan salah satu
dari sekian banyak tarian yang berkembang di bawah Kesultanan Serdang di
Kabupaten Serdang Bedagai (dahulu Kabupaten Deli Serdang). Tari ini merupakan
jenis tari tradisional yang dimainkan sebagai tari pergaulan yang mengandung
pesan tentang perjalanan kisah anak muda dalam mencari jodoh, mulai dari
perkenalan sampai memasuki tahap pernikahan. Inilah salah satu cara masyarkat
Melayu Deli dalam mengajarkan tata cara pencarian jodoh kepada generasi muda.
Sehingga Tari Serampang Dua Belas menjadi kegemaran bagi generasi muda untuk
mempelajari proses yang akan dilalui nantinya jika ingin membangun mahligai
rumah tangga.
Nama Tari Serampang Dua
Belas dahulu lebih dikenal dengan nama Tari Pulau Sari. Hal ini mengacu pada
judul lagu yang mengiringi tarian tersebut, yaitu lagu Pulau Sari. Tarian ini
diciptakan oleh Sauti pada era 1940-an dan digubah ulang antara tahun
19501960. Sauti yang lahir tahun 1903 di Pantai Cermin, Kabupaten Serdang
Bedagai ketika menciptakan Tari Serampang Dua Belas sedang bertugas di Dinas
PP&K Provinsi Sumatra Utara.Atas inisiatif dari Dinas yang menaunginya,
Sauti diperbantukan menjadi guru di Perwakilan Jawatan Kebudayaan Sumatera
Utara di Medan.Pada masa itulah sauti menciptakan beberapa kreasi tari yang
terkenal hingga sekarang termasuk Tari Serampang Dua Belas. Selain Tari
Serampang Dua Belas, Sauti juga berhasil menggubah bebarapa tari lain, yaitu
tari jenis Tiga Serangkai yang terdiri dari Tari Senandung dengan lagu Kuala
Deli, Tari Mak Inang dengan lagu Mak Inang Pulau Kampai, dan Tari Lagu Dua
dengan lagu Tanjung Katung.
Pada awal
perkembangannya, Tari Serampang Dua Belas hanya boleh dibawakan oleh laki-laki.
Hal ini karena kondisi masyarakat pada waktu itu melarang perempuan tampil di
depan umum, apalagi memperlihatkan lenggak-lenggok tubuhnya. Tetapi dengan
perkembangan zaman, di mana perempuan sudah dapat berpartisipasi secara lebih
leluasa dalam segala kegiatan, maka Tari Serampang Dua Belas kemudian dimainkan
secara berpasangan antara laki-laki dan perempuan di berbagai pesta dan arena
pertunjukan.
3.Tari Cokek Jakarta
Tari Cokek merupakan tarian yang berasal
dari budaya Betawi tempo
dulu. Dewasa ini orkes gambang kromong biasa
digunakan untuk mengiringi tari pertunjukan kreasi baru, seperti tari Sembah
Nyai, Sirih Kuning dan sebagainya, di samping sebagai pengiring tari pergaulan
yang disebut tari cokek. Tari cokek ditarikan berpasangan antara laki-laki dan
perempuan.Tarian khasTangerang ini
diwarnai budaya etnik Cina.Penarinya mengenakan kebaya yang disebut
cokek.Tarian cokek mirip sintren dari Cirebon atau
sejenis ronggeng di Jawa Tengah.Tarian ini kerap
identik dengan keerotisan penarinya, yang dianggap tabu oleh sebagian
masyarakat.
Pembukaan pada tari
cokek ialah wawayangan.Penari cokek berjejer memanjang sambil melangkah maju
mundur mengikuti irama gambang kromong.Rentangan tangannya setinggi bahu
meningkah gerakan kaki.
Setelah itu mereka
mengajak tamu untuk menari bersama, dengan mengalungkan selendang.pertama-tama
kepada tamu yang dianggap paling terhormat. Bila yang diserahi selendang itu
bersedia ikut menari, maka mulailah mereka ngibing; menari
berpasang-pasangan.Tiap pasang berhadapan pada jarak yang dekat tetapi tidak
saling bersentuhan.Ada kalanya pula pasangan-pasangan itu saling
membelakangi.Kalau tempatnya cukup leluasa biasa pula ada gerakan memutar dalam
lingkaran yang cukup luas.Pakaian penari cokek biasanya terdiri atas baju
kurung dan celana panjang dari bahan semacam sutera berwarna.
Ada yang berwarna merah
menyala, hijau, ungu, kuning dan sebagainya, polos dan mencolok.Di ujung
sebelah bawah celana biasa diberi hiasan dengan kain berwarna yang
serasi.Selembar selendang panjang terikat pada pinggang dengan kedua ujungnya
terurai ke bawah rambutnya tersisir rapih licin ke belakang.Ada pula yang dikepang
kemudian disanggulkan yang bentuknya tidak begitu besar, dihias dengan tusuk
konde bergoyang-goyang.
4.Tari Payuang Padang
Tari payung muncul pertama kali di daerah Minangkabau,
tempat budaya Sumatera Barat banyak berakar.Unsur Melayu terasa kental dalam
gerakan tari payung.Tari klasik ini memang memiliki pakem tersendiri, namun
tidak menutup kemungkinan mendapat sentuhan dari modernisasi Timur dan Barat.
Misalnya saja, dahulu tari payung menjadi salah satu
pelengkap ritual adat di Minangkabau.Sekarang, setelah mendapat pengaruh seni
modern, kedudukan tari payung bergeser menjadi pertunjukkan seni gerak dan tari
populer yang tetap mengusung budaya nenek moyangnya.
Tari Payung asal Minangkabau yang saat ini telah banyak
mengalami perubahan dan dikembangkan oleh senian-seniman tari terutama di
Sumatra Barat.Tarian ini menggambarkan kasih sayang seorang kekasih yang
dilambangkan dengan melindungi dengan payungnya.Payung menjadi icon bahwa
keduanya menuju satu tujuannya yaitu membina rumah tangga yang baik.Tarian ini
memang merupakan tari pergaulan muda-mudi sehingga dibawakan secara
berpasang-pasangan. Selain menggunakan payung sebagai alat bantu yang dimainkan
oleh penari pria, bisa juga ditambah dengan selendang untuk penari wanita.
Musiknya cukup variatif, mulai dari agak pelan, lalu agak cepat dan cepat,
sangat dinamis.Tari ini biasa dibawakan untuk memeriahkan acara pesta, pameran,
dan lain sebagainya.Tari payung secara khusus ditampilkan pada acara pesta
pernikahan adat Minang.
5.TARI
TOR-TORSumatera
Utara
Tor
tor adalah tari tradisional Suku Batak.
Gerakan
tarian ini seirama dengan iringan musik (magondangi) yang dimainkan menggunakan
alat-alat musik tradisional seperti gondang, suling, terompet batak, dan
lain-lain.
Menurut
sejarah, tari tor tor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan
roh.Roh tersebut dipanggil dan "masuk" ke patung-patung batu
(merupakan simbol leluhur).
Patung-patung
tersebut tersebut kemudian bergerak seperti menari, tetapi dengan gerakan yang
kaku.Gerakan tersebut berupa gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan gerakan tangan.
Jenis
tari tor tor beragam.Ada yang dinamakan tor tor Pangurason (tari
pembersihan).Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar.
Sebelum
pesta dimulai, tempat dan lokasi pesta terlebih dahulu dibersihkan dengan
menggunakan jeruk purut agar jauh dari mara bahaya.
Selanjutnya
ada tari tor tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan).Tari ini biasa digelar pada
saat pengukuhan seorang raja.
Tari
ini juga berasal dari 7 putri kayangan yang mandi di sebuah telaga di puncak
gunung pusuk buhit bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung (Pisau tujuh
sarung).
Terakhir,
ada tor tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual.Biasanya
digelar apabila suatu desa dilanda musibah.
Tunggal
panaluan ditarikan oleh para dukun untuk mendapat petunjuk solusi untuk
mengatasi masalah tersebut.Sebab tongkat tunggal panaluan adalah perpaduan
kesaktian Debata Natolu yaitu Benua atas, Benua tengah, dan Benua bawah.
Dahulu,
tarian ini juga dilakukan untuk acara seremoni ketika orangtua atau anggota
keluarganya meninggal dunia.Kini, tari tor tor biasanya hanya digunakan untuk
menyambut turis.
4.TARI TRADISIONAL KLASIK
1.Tari Topeng Kelana Jawa Barat
Tari
topeng Klana adalah gambaran seseorang yang bertabiat buruk, serakah, penuh
amarah dan tidak bisa mengendalikan hawa nafsu, namun tarinya justru paling
banyak disenangi oleh penonton.Sebagian dari gerak tarinya menggambarkan
seseorang yang tengah marah, mabuk, gandrung, tertawa terbahak-bahak, dan
sebagainya.Lagu pengiringnya adalah Gonjing yang dilanjutkan dengan Sarung
Ilang.Struktur tarinya seperti halnya topeng lainnya, terdiri atas bagian
baksarai (tari yang belum memakai kedok) dan bagian ngedok (tari yang memakai
kedok).
Tari
topeng Klana sering pula disebut topeng Rowana.Sebutan itu mengacu pada salah
satu tokoh yang ada dalam cerita Ramayana, yakni tokoh Rahwana. Secara
kebetulan, karakternya sama persis dengan tokoh Klana dalam cerita Panji. Di
Cirebon, topeng Klana dan Rowana kadang-kadang diartikan sebagai tarian yang
sama, namun bagi beberapa dalang topeng, misalnya Sujana dan Keni dari Slangit;
Sutini dari Kalianyar dan Tumus dari Kreo; membedakan kedua tarian tersebut,
hanya kedoknya saja yang sama. Jika kedok Klana yang ditarikan itu memakai
kostum irah-irahan atau makuta Rahwana di bagian kepalanya dan di bagian
punggungnya memakai badong atau praba, maka itulah yang disebut topeng Rowana.
Kostumnya jauh berbeda dengan topeng Klana dan kelihatan sangat mirip dengan
kostum tokoh Rahwana dalam wayang wong.
Dalam
pertunjukan topeng hajatan, yakni setelah tari topeng tersebut selesai, penari
biasanya melakukan nyarayuda atau ngarayuda, yakni meminta uang kepada para
penonton, tamu undangan, pemangku dan panitia hajat, para pedagang, dan
lain-lain.Ia berkeliling seraya mengasong-asongkan kedok yang dipegang
terbalik–bagian dalamnya terbuka dan bagian wajahnya menghadap ke bawah–dan
kedok berubah fungsi menjadi wadah uang. Mereka memberikan uang seikhlasnya
tanpa merasa ada suatu paksaan. Setelah merasa cukup, penari kembali ke
panggung dan sebagai rasa terima kasih, ia kembali mempersembahkan beberapa
gerakan tari topeng Klana, sebagai tarian ekstra.
2.Tari Ngremo Jawa Timur
Tari
Ngremo berasal dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur.Tarian ini berasal dari kecamatan
Diwek Di desa Ceweng, tarian ini diciptakan oleh warga yang perprofesi sebagai
pengamen tari di kala itu, memang banyak profesi tersebut di Jombang, kini
Tarian ini pada awalnya merupakan tarian yang digunakan sebagai pengantar
pertunjukan ludruk.Namun, pada perkembangannya tarian ini sering ditarikan
secara terpisah sebagai sambutan atas tamu kenegaraan, ditarikan dalam
upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah. Tarian ini
sebenarnya menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga.
Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan
oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri atau
Tari Remo gaya perempuan.
Menurut
sejarahnya, tari remo merupakan tari yang khusus dibawakan oleh penari laki –
laki.Ini berkaitan dengan lakon yang dibawakan dalam tarian ini. Pertunjukan
tari remo umumnya menampilkan kisah pangeran yang berjuang dalam sebuah medan
pertempuran. Sehingga sisi kemaskulinan penari sangat dibutuhkan dalam
menampilkan tarian ini.
Berdasarkan
perkembangan sejarah tari remo, dulunya tari remo merupakan seni tari yang
digunakan sebagai pembuka dalam pertunjukan ludruk.Namun seiring berjalannya
waktu, fungsi dari tari remo pun mulai beralih dari pembuka pertunjukan ludruk,
menjadi tarian penyambutan tamu, khususnya tamu – tamu kenegaraan.Selain itu
tari remo juga sering ditampilkan dalam festival kesenian daerah sebagai upaya
untuk melestarikan budaya Jawa Timur.Oleh karena itulah kini tari remo tidak
hanya dibawakan oleh penari pria, namun juga oleh penari wanita.Sehingga kini
muncul jenis tari remo putri. Dalam pertunjukan tari remo putri, umumnya para
penari akan memakai kostum tari yang berbeda dengan kostum tari remo asli yang
dibawakan oleh penari pria
3.Tari
Sang Hyang Bali
Sang Hyang adalah salah satu
jenis teater tradisi di Bali yang disuguhkan dalam
bentuk tari yang bersifat religius dan secara khusus
berfungsi sebagai tarian penolak bala atau wabah penyakit [1]. Sampai saat ini, Tari Sanghyang tidak
diadakan sekedar sebagai sebuah tontonan[2]. Tari Sanghyang merupakan tari kerauhan (kesurupan)
karena kemasukan hyang, roh, bidadari kahyangan,
dan binatanglainnya
yang memiliki kekuatan merusak seperti babi
hutan, monyet,
atau yang mempunyai kekuatan gaib lainnya)[2].
Tari ini adalah warisan budaya Pra-Hindu yang dimaksudkan
sebagai penolak bahaya, yaitu dengan membuka komunikasi spiritual dariwarga masyarakat dengan alam gaib[2]. Tarian ini dibawakan oleh penari putri maupun putra dengan iringan paduan suara pria dan wanitayang
menyanyikan tembang-tembang pemujaan. Di daerah Sukawati-Gianyar,
tari ini juga diiringi dengan Gamelan
Palegongan].Di dalam Tarian ini selalu ada tiga unsur penting
yaitu asap/api, Gending
Sanghyang dan medium (orang atau boneka)[2].
4.Tari Rejang Bali
Tari
Rejang adalah sebuah tarian klasik (tradisional) yang gerak-gerak tarinya
sangat sederhana (polos), lemah gemulai, yang dilakukan secara berkelompok atau
masal, dan penuh dengan rasa pengabdian kepada leluhur. Tari ini dilakukan oleh para wanita di dalam mengikuti
persembahyangan dengan cara berbaris, melingkar, dan sering pula berpegangan selendang.
Biasanya, tari Rejang menggunakan pakaian adat atau pakaian upacara,
menggunakan hiasan bunga-bunga emas di kepalanya sesuai dengan pakaian adat
daerah masing-masing.Tarian ini masih dapat dilihat di beberapa daerah di Bali,
bahkan kebanyakan desa memiliki kelompok yang memang difokuskan untuk
pertunjukan ini.
Dalam
tari rejang mengandung konsepsi – konsepsi masing – masing perspektif Tri Hita
Karana. Konsepsi tersebut dalam tari rejang dapat dilihat dari : 1. Tari Rejang
dalam Parahyangan dilihat dari tarian rejang ditunjukkan sebagai penghantar
jalannya suatu upacara keagamaan, 2. Tari Rejang dalam Pawongan ditunjukkan
melalui kerjasama antara masing – masing penari untuk menghasilkan gerakan yang
harmonis, 3. Tari rejang dalam Palemahan konsep ini digambarkan dalam sarana
dan prasarana yang memanfaatkan bahan – bahan dari alam, sehingga secara tidak
langsung manusia harus memelihara kelestarian alam sekitarnya.
5.Tari Beksan Lawung Ageng
Tari
Beksan Lawung Ageng merupakan ‘Yasan’ Sri Sultan Hamengku Buwana I yang
berkuasa pada tahun 1755-1792. Tari Beksan Lawung Ageng ini dibawakan 16 penari
pria dengan rincian, dua penari Lawung Botoh, dua penari Salaotho, empat penari
Lawung Lurah, empat penari Lawing Jajar serta empat pengampil. Dua tari
klasik gaya Jogja bernilai tradisi tinggi ini akan dimainkan masing-masing
selama 40 menit. Durasi ini tentu saja sudah mengalami koreksi
serta inovasi karena jika mengacu pada pakem, dua tarian ini bisa
berlangsung selama berjak-jam. Para penari Bedhaa Sangasmara dan Beksan
Lawung Ageng ini, juga ikut menjadi rombongan kirab pengantin Kraton
Yogyakarta, GKR Hayu-KPH Notonegoro apda Rabu pagi ini. Empat penari Bedhaya
Sangasmara menaiki salah satu kereta Kraton Yogyakarta dibelakang kereta Jong
Wiyat yang dinaiki mempelai pengantin.Sedangkan 16 penari Beksan Lawung Agen
menaiki kuda dibelakang kereta Kanjeng Kyai Permili yang membawa empat penari
Bedhaya Sangasmara.
berasal dr mana kh tari klana raja???🙏
BalasHapus